Saturday 20 July 2019

Antioksidan dan Fungsinya dalam Tubuh

Antioksidan dipercaya memainkan peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh melawan ROS. Halliwell (2007) melaporkan bahwa antioksidan adalah suatu zat yang menunda, mencegah atau menghilangkan kerusakan oksidatif pada molekul target. Antioksidan adalah inhibitor dari proses oksidasi, meskipun pada konsentrasi kecil dan mempunyai peran psikologi berbeda dalam tubuh. Unsur antioksidan dari bahan tanaman berperan sebagai 'radical scavenger' atau 'molekul yang bisa bereaksi dengan mudah dengan radikal atau agen pengoksidasi lain' dan membantu dalam mengubah radikal ke spesies yang kurang bereaksi. Jenis-jenis antioksidan ditemukan di berbagai sumber seperti buah, tanaman, teh, dll. Antioksidan adalah garis pertahanan pertama melawan kerusakan radikal bebas, dan penting untuk menjaga kesehatan. Konsumsi teratur antioksidan dari sayuran dan buah dapat mengurangi resiko penyakit kronis. Studi menunjukkan bahwa diet dengan kaya antioksidan memiliki dampak kesehatan yang sangat positif untuk jangka panjang. Faktanya bahwa buah sitrus (jeruk, lemon, dll) mengandung jumlah yang tinggi antioksidan alaminya seperti vitamin C. Blueberry, strawberry, anggur, kacang merah, bayam, kubis, bunga brokoli, dan selebihnya telah dibuktikan mengandung jumlah antioksidan yang tinggi dan telah banyak digunakan untuk melakukan diet. Sebagai tambahan, ada beberapa studi bahwa penelitian genetik, kimia atau modifikasi biologi untuk meningkatkan potensi antioksidan dari buah itu.

#Tipe antioksidan
1. Antioksidan diet
Seperti askorbat, tokoferol, dan karotenoid yang cukup terkenal dan ada beberapa publikasi yang berhubungan dengan perannya dalam kesehatan. Vitamin C, vitamin E, dan beta karotene dan oxycarotene seperti lycopene dan luteinare yang umum dipelajari untuk antioksidan diet. Dalam cairan terluar sel vitamin C dianggap sebagai antioksidan yang larut dalam air paling penting. Hal ini mampu menetralisis ROS dalam fase cair sebelum lemak peroksidasi. Vitamin E, antioksidan utama yang larut dalam lemak, adalah yang paling umum antioksidan pemecah rantai oksidan paling efektif dengan sel membran di mana melindungi asam lemak membran dari peroksidasi lipid. Dalam tanaman, ada juga flavoinoid yang berperan sebagai pelindung melawan berbagai macam tekanan dari luar sementara. Di dalam tubuh, flavonoid berfungsi sebagai 'pengubah respon biologis'. Flavonoid telah terbukti memiliki anti-inflammatory, antiallergenic, anti-viral, anti-aging, dan aktivitas anti-karsinogenik.
2. Antioksidan sintetis
Secara kimia disintesis karena tidak terjadi secara alami dan ditambahkan ke makanan sebagai  pengawet untuk membantu mencegah oksidasi lemak. Antioksidan ini dibagi menjadi 2 berdasarkan mode aksinya, antioksidan primer dan sekunder. Antioksidan primer yang mencegah formasi radikal bebas selama oksidasi.
3. Antioksidan alami
Antioksidan alami adalah unsur dari beberapa buah dan sayuran. Antioksidan alami terdapat dalam seluruh bagian tumbuhan. Senyawa antioksidan termasuk flavonoid, asam fenol, karotenoid, dan tokoferol yang bisa menghambat senyawa Fe diinduksi oksidasi, dan berperan sebagai reduktor. Ada beberapa antioksidan alami yang umum ditemukan dalam makanan sehari-hari, yang paling umum adalah vitamin C (asam askorbat), vitamin E (tokoferol), vitamin A (karotenoid), berbagai jenis polifenol termasuk flavonoid dan antosianin (salah satu tipe flavonoid), Lycopene (salah satu tipe karotenoid), dan Coenzim Q 10 yang juga dikenal dengan Ubiquitin, yang merupakan salah satu tipe protein.
4. Antioksidan endogen
Pelengkap antioksidan diet, tubuh perlu mekanisme perlindungan endogen untuk membantu melindungi tubuh melawan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel. Enzim antioksidan-glutathione peroksida, katalase, dan superperoksida dismutasi (SOD) memetabolisme racun oksidasi dan membutuhkan mikronutrien kofaktor seperti selenium, besi, tembaga, seng, dan mangan untuk aktivitas katalis optimum. Glutathione, antioksidan yang larut dalam air yang penting, disintesis dri asam amino glysin, glutamat, dan cysteine.  
5. Eksogen
Antioksidan eksogen dapat diperoleh dari bahan alami (vitamin, flavonoid, antosianin, beberapa senyawa mineral), tetapi juga dapat dari senyawa sintesis seperti butilhidoxyanisole, gallate,dll. Ada kenaikan antioksidan, terutama yang cenderung untuk mempertahankan efek buruk yang diduga radikal bebas di dalam tubuh manusia, serta kerusakan lemak dan unsur lain dalam bahan makanan.

No comments: