Sunday 21 July 2019

Minyak Atsiri Indonesia

Indonesia mempunyai sumber daya alam hayati yang sangat banyak dan beragam. Di antara keanekaragaman hayati yang sangat banyak dan beragam itu terdapat tanaman penghasil minyak atsiri yang sampai sekarang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Indonesia menghasilkan 40-50 jenis tanaman penghasil minyak atsiri dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan di dunia dan baru sebagian dari jenis minyak atsiri tersebut yang memasuki pasar dunia, diantaranya nilam, sereh wangi, cengkeh, melati, kenanga, kayu putih, cendana, dan akar wangi. Meskipun Indonesia merupakan salah satu pemasok minyak atsiri dunia, tetapi kenyataannya ada sejumlah minyak atsiri yang juga diimpor. Padahal minyak atsiri yang diimpor tersebut dapat diproduksi oleh Indonesia sebagai contoh: orange, lemon, lime, citrus, geranium, jasmine, lavender, peppermint, cornmint, dan vetiver.

#Minyak Nilam
Tanaman nilam (Pogostemon Cablin Benth.) merupakan salah tanaman penghasil minyak atsiri yang penting, menyumbang devisa lebih dari 50% dari total ekspor minyak atsiri Indonesia. Hampir seluruh pertanman nilam di Indonesia merupakan pertanaman rakyat yang melibatkan sekitar 40 ribuan kepala keluarga petani. 
Di Indonesia daerah sentra produksi nilam terdapat di Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Nanggroe Aceh Darussalam, kemudian berkembang di provinsi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah lainnya. Luas areal pertanaman nilam pada saat ini sekitar 25.000 ha, namun produktivitas minyaknya masih rendah rata-rata 200 kg/ha/tahun. Indonesia merupakan pemasok minyak nilam terbesar di pasaran dunia dengan kontribusi 90%. Sebagian besar produk nilam diekspor untuk dipergunakan dalam industri parfum, kosmetik, antisepetik dan insektisida.

#Minyak Cengkeh
Tanaman cengkeh (Syzgium aromaticum L.) merupakan salah satu penghasil minyak atsiri yang memiliki potensi besar di Indonesia, antara lain minyak cengkeh (olive oil), minyak tangkai cengkeh (clove stem oil), dan minyak daun cengkeh (clove leaf oil). Kecamatan Sawahan merupakan salah satu sentra penyulingan minyak daun cengkeh terbesar di Kabupaten Nganjuk.
Daun cengkeh merupakan hasil dari pohon cengkeh yang belum banyak dimanfaatkan oleh petani dibandingkan dengan rokok dan makanan. Tanaman cengkeh yang berumur lebih dari 20 tahun, setiap minggunya dapat terkumpul daun kering sebanyak rata-rata 1 kg/pohon, sedangkan tanaman yang berumur kurang dari 20 tahun dapat terkumpul sebanyak 0,5 kg/pohon). Daun cengkeh yang mengandung minyak 1-4%, sehingga dapat diekstrak menjadi minyak atsiri yang bernilai ekonomis tinggi. Isolasi minyak atsiri dari daun cengkeh dapat menggunakan beberapa metode yaitu ekstraksi, penyulingan dengan air, penyulingan dengan uap dan penyulingan uap dan air yang masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan.

#Minyak Kenanga
Di pasar dunia, minyak kenanga dari Indonesia dikenal dengan istilah Java Cananga Oil. Pada saat ini, daerah yang memproduksi bunga kenanga/minyak atsiri kenanga ada di daerah Jawa Timur yaitu Blitar dan Purwodadi, sedangkan di Jawa Tengah terdapat di daerah Boyolali. Sejak tahun 1950, kabupaten Blitar telah mengembangkan usaha minyak kenanga.
Proses penyulingan minyak kenanga yang telah lama dilakukan oleh penyuling-penyuling di Blitar, Purwodadi dan Pasuruan, dilakukan dnegan cara Water Distillation. Namun, umumnya kondisi operasi selama proses destilasi, khususnya waktu dan laju pemanasan kurang diperhatikan sehingga kualitas minyak kenanga yang diperoleh tidak sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, teknik destilasi yang bisa dikembangkan adalah menggunakan metode Steam Distillation dan Water Distillation. Metode Steam Distillation pada umumnya memiliki keunggulan dari segi biaya, kecepatan penyulingan, dan kapasitas produksi minyak. Minyak kenanga mengandung lebih banyak sesquiterpen dan sesquiterpen alkohol, tetapi kangan esternya lebih sedikit. 

No comments: