Saturday 22 June 2019

Istri-istri Rasulullah (part 1)

Siapa-siapa saja istri-istri Rasulullah saw. itu? Sebagaimana diketahui jumlah istri Rasulullah ada 12 orang. Oleh sebab itu, Rasulullah saw. melakukan pernikahan dengan keduabelas orang perempuan itu bukan atas dasar nafsu sahwat, tetapi lebih pada pertimbangan kemanusiaan dan kepentingan dakwah risalah yang beliau terima dari Allah swt. 

1. Siti Khadijah
Istri pertama Rasulullah saw. ialah Siti Khadijah. Nama lengkapnya adalah Siti Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin 'Abdul 'Uzza bin Qushay, berasal dari suku Quraisy Asadiyah. Ibunya bernama Fathimah binti Zaidah bin al-Asam. Sebelum menikah dengan Rasulullah, Siti Khadijah sudah pernah menikah dua kali. Pertama dengan 'Atiq bin 'Aid bin Makhzum, yang dikaruniai dua orang anak masing-masing 'Abdullah dan Jariyah. Kedua dengan Abu Halah at-Tamimy dan memperoleh dua orang anak bernama Hindun dan Zainab. Siti Khadijah adalah seorang janda kaya.

Setelah dia menjanda yang ditinggal mati oleh kedua suaminya, dia melamar pemuda Muhammad bin 'Abdullah. Pemuda Muhammad ini menerima lamarannya dan menikahi Siti Khadijah. Pernikahan itu berlangsung ketika Khadijah berada pada usia 40 tahun dan Muhammad sendiri ketika itu berusia 25 tahun. Dengan demikian, pada saat berlangsung pernikahan tersebut Muhammad belum diangkat menjadi Nabi. Pemuda Muhammad ini menyerahkan 20 ekor unta kepada Siti Khadijah sebagai mahar. 

Pernikahan Siti Khadijah dengan Muhammad berjalan selama 15 tahun. Dari pernikahan ini pasangan Muhammad dan Siti Khadijah dikaruniai dua orang putra, masing-masing bernama al-Qasim dan 'Abdullah. Keduanya diberi gelar, al-Qasim diberi gelar at-Tahir, sedangkan 'Abdullah diberi gelar at-Tayyib. Pada usia 40 tahun, Muhammad diangkat sebagai Nabi dan Rasul, dan pada saat yang sama Siti Khadijah sudah berusia 55 tahun. 

Setelah menjalani kehidupan 15 tahun dengan Muhammad, akhirnya Siti Khadijah meninggal pada usia 67 tahun. Siti Khadijah telah menuntaskan pengabdiannya dengan menyertai beliau dalam suka dan duka. Dia mempercayai apa yang dikatakan Rasulullah di saat penduduk Mekkah mendustakan beliau, memberikan dukungan harta ketika orang tidak memberikan apa-apa, dan memberi beliau anak yang tidak diberikan istri-istri Rasulullah yang lain. Di saat Siti Khadijah meninggal, Rasulullah berusia 52 tahun. Selama menikahi Siti Khadijah, Nabi Muhammad tidak pernah menikah dengan perempuan lain.

2. Siti Saudah
Istri kedua adalah Siti Saudah. Nama lengkapnya adalah Siti Saudah binti Zam'ah bin Qais bin 'Abd as-Syams bin Wudd bin Nashr bin Malik bin Hasl bin Amir bin Luay. Ia berasal dari suku Quraisy 'Amiriyah. Ibunya bernama as-Syamus binti Qais bin Zaid bin 'Umair. Sebelum menikah dengan Nabi, Siti Saudah adalah istri dari seorang sahabat bernama Sukran bin 'Amru. Ketika terjadi peristiwa hijrah ke Abisinia, Siti Saudah mengikuti suaminya Sukran hijrah ke Abisinia. Sebagai seorang Muslimah yang taat kepada suaminya serta kecintaan kepada agama baru yang dianutnya, Siti Saudah rela menempuh berbagai kesulitan berangkat ke Abisinia tersebut. Suaminya sukran ,meninggal dunia di perantauan Abisinia.

Setelah keadaan di Mekkah sudah aman, rombongan hijrah itu kembali ke Mekkah termasuk Siti Saudah yang sudah menjanda karena ditinggal mati oleh suaminya. Siti Saudah menjadi seorang janda dalam usia 60 tahun. Untuk mengobati hati Siti Saudah yang ditinggal mati oleh suaminya itu, maka Rasulullah menikahinya. Ia dinikahi Rasulullah setelah Siti Khadijah meninggal dan sebelum menikahi Siti 'Aisyah. Ia dikenal sangat suka berderma, sehingga ia diberi gelar "yang ringan tangan".

Pergaulan rumah tangganya dengan Rasulullah berjalan sangat harmonis. Benar secaa fisik, postur tubuh Saudah dikatakan agak gemuk dengan wajah yang tidak begitu menawan, tetapi hatinya sangat mulia. Ia rela menyerahkan malamnya bersama Rasulullah kepada Siti 'Aisyah demi pengabdiannya kepada suami. Keinginan satu-satunya dalam hidup adalah kelak Allah membangkitkannya di Hari Kemudian sebagai istri Rasulullah saw. Siti Saudah meninggal pada tahun 23 Hijriyah di akhir pemerintahan 'Umar bin Khattab dan dimakamkan di Baqi'.

No comments: